Upaya Pengembangan dan Peningkatan Produksi Wijen di Indonesia: FGD Revisi SNI-01-7159-2006
Pengembangan dan peningkatan produksi tanaman wijen sangat penting guna mengatasi kebutuhan minyak nabati di Indonesia, khususnya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri wijen. Namun, salah satu tantangan utama dalam pengembangan komoditas ini adalah penyediaan benih yang bermutu.
Salah satu cara untuk meningkatkan daya saing produk wijen dan penyediaan benih yang bermutu adalah dengan penerapan standar yang memadai. Namun, SNI-01-7159-2006 yang mengatur tentang standar wijen sudah berumur 18 tahun, sehingga perlu adanya penyesuaian dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan standar internasional terkini.
Atas dasar tersebut, Pusat Standardisasi Instrumen Perkebunan (BSIP Perkebunan) melalui BSIP Tanaman Pemanis dan Serat mengusulkan revisi SNI-01-7159-2006 Benih Wijen melalui PNPS 2024. Sebagai langkah awal, BSIP TAS mengadakan focus group discussion (FGD) untuk menghimpun masukan demi penyempurnaan draft RSNI yang telah disusun oleh konseptor.
FGD RSNI Benih Wijen yang dilaksanakan pada 26 Juni 2024 ini menghadirkan beberapa narasumber, antara lain Budi Hariyono, MP. (BRIN), Dr. Ir. Rully Dyah Purwati, M.Phil (BRIN), dan Arlysa Eka Larasaty, S.P., MM (BBPPTP) yang memberikan kontribusi penting dalam diskusi tersebut.
Beberapa poin krusial yang dihasilkan dari FGD RSNI Benih Wijen adalah kemudahan RSNI untuk dapat diaplikasikan oleh semua pihak. Selain itu, perlu disesuaikan pula persyaratan mutu dan pemeriksaan dengan regulasi pemerintah yang berlaku, perkembangan inovasi teknologi, serta kebutuhan pihak berkepentingan.
Dengan kolaborasi antara para pemangku kepentingan dan pakar di bidangnya, RSNI Benih Wijen ini diharapkan menjadi landasan yang kuat untuk industri benih wijen yang berkelanjutan dan berkualitas.
Kontributor: Nunik Eka Diana